Kamis, 23 Juni 2011

Telur, Kelinci, dan Paskah, apa sih hubungan ketigax.....


Confused Interfere!!! Argh..............
Apa yang terbersit di  benak Anda mengenai telur, kelinci, dan Paskah? Mencari telur di hari Paskah? Trus............... apa yang terjadi kepada si kelinci? Diuber-uber kemudian dipanggang atau............... Anda tidak mengetahui hubungan keduanya dengan hari Paskah. Apakah Anda hanyalah orang yang turut memeriahkan evoria Paskah tanpa mengetahui makana telur dan kelinci dibalik kemeriahan evoria tersebut? Hmmm..... Anda tak perlu khawatir apabila Anda belum mengetahui hubungan ketiganya. Berikut Kasimpo's Egg Magz akan mengulasnya untuk Anda.
Banyak anak sekolah minggu dan taman kanak-kanak serta sekolah dasar Kristen merayakan Paskah dengan berlomba mencari telur. Telur ayam atau telur itik yang sudah direbus dan dihias dengan aneka warna disembunyikan di antara semak di taman. Lalu anak-anak berlomba mencarinya. Ada juga perlombaan menghias telur. Telur itu diberi topi atau jenggot dan digambar menjadi badut berhidung merah atau tukang sulap bertopi tinggi dan sebagainya.
Kemudian pernahkah Anda perhatikan bahwa di kartu ucapan selamat Paskah, biasanya selain gambar bunga ada juga gambar kelinci? Nah, apa hubungan Paskah dengan telur dan kelinci? Hubungan secara langsung sebenarnya tidak ada. Inilah latar belakang lahirnya tradisi merayakan Paskah dengan telur dan kelinci.
Tradisi
Pada zaman abad-abad permulaan, di Inggris orang sudah mengenal Dewi Eostre (di Jerman: Dewi Austro) sebagai Dewi musim semi atau Dewi kesuburan dan perpanjangan hidup, yang kira-kira dapat dibandingkan dengan Dewi Sri di Indonesia.
Hari Paskah selalu jatuh di sekitar- hari-hari perayaan Dewi Eostre itu. Sebab itu lambat laun orang mengambil alih perayaan Dewi Oestre itu. Kata Inggris dan Jerman untuk Paskah yaitu Easter atau Ostern, diambil dari nama Dewi Eostre atau Austro itu. Juga kegiatan perayaan itu diambil alih dan diberi dengan isi yang baru.
Begitulah telur yang semula adalah lambang cikal bakal kehidupan diambil alih menjadi lambang bangkitnya kehidupan. Kelinci yang semua adalah lambang kesuburan (karena dapat berkembang biak dengan cepat) diambil alih dan diberi arti Paskah, yaitu lambang kehidupan yang berlimpah dalam Kristus.
Bagi orang di belahan bumi utara. Paskah bertepatan dengan musim semi. Musim semi adalah musim yang memperlihatkan munculnya kembali kehidupan. Pohon-pohon yang selama musim gugur dan musim dingin menjadi gundul, kini mulai bertunas. Bunga mulai bermekaran. Binatang-binatang mulai keluar dari perlindungannya. kehidupan dimulai lagi.
Demikianlah orang-orang Kristen sejak zaman itu mengambil alih perayaan itu. Lambang telur dan kelinci pun diambil alih dan dijadikan lambang bahwa oleh kebangkitan Kristus, hidup kita dimulai lagi secara baru untuk menjadi hidup yang bersemi dan berlimpah.
Depend vs Change
Nah.... masihkah lomba mencari dan menghias telur layak untuk diperlombakan di kalangan muda-mudi Kristen sebagai ajang untuk memeriahkan evoria Paskah? Berikut hasil investigasi crew Kasimpo's Egg Magz mengenai tanggapan muda-mudi Jemaat Kasimpo terhadap hal tersebut.
o  Angel Saranga'. Menurut saya sih boleh-boleh aja, kan dapat membangun kreatifitas muda-mudi dan mempersembahkan segala keindahan bagi Tuhan.
o  Sepatu Jmj Olga_R_nAVY. Kalau menurut saya sih udah nggak cocok lagi muda-mudi mengikuti lomba mencari dan menghias telur. Mending cari kegiatan lain yang lebih pas dengan anak muda seperti lomba makan telur atau lomba merebus telur.
o  Dalma. Iyo jangan mi menghias telur. Lebih baik kegiatan yang hasilnya bisa diaplikasikan dalam bidang pelayanan jemaat Tuhan. Lebih baik memuji Tuhan sambil makan telur.
o  Anto Romanisti. Telur paling enak di dadar, itu ceritaku apa ceritamu????
So.... what about you guys? Kasimpo's Egg Magz crew juga masih bingung nih. Jawabannya pada ngawur.

Ingat, telur dan kelinci itu hanyalah aksesoris atau hiasan Paskah yang dipakai untuk membuat orang Kristen lebih mendalami arti Paskah. Jangan sampai aksesoris tersebut dikultuskan atau disembah, dan pengorbanan Kristus yang merupakan esensi Paskah justru dilupakan serta terlupakan.
Ironis (hiks hiks hiks....)
 Selama lebih dari 100 tahun, anak-anak datang ke halaman gedung putih pada hari senin setelah Paskah, untuk ikut berburu telur Paskah. Dengan begitu banyaknya acara yang berlangsung, muncul komersialisasi. Dan ironisnya, bukan Tuhan Yesus yang ditonjolkan, melainkan telur dan kelinci Paskah.
Hati-hati, kalau yang aksesoris itu pamornya melebihi yang esensi lebih baik ditinggalkan dan kembali fokus memberitakan esensi, yaitu Tuhan Yesus. Jangan sampai, ketika Paskah tiba, kita menjadi sukacita, bukan karena memperingati kebangkitan yesus, melainkan menanti datangnya lomba mencari telur.
Lebih jauh, rentang waktu yang lama membuat orang banyak mulai lupa dan menganggap remeh pengorbanan Yesus di kayu salib, bahkan ada yang menyebut peristiwa itu sebagai dongeng atau cerita kuno yang sangat dramatis dan menguras air mata.
Tidak sedikit orang-orang Kristen yang terharu dan menangis tersedu-sedu ketika melihat penayangan film penyaliban Kristus “Passion of the Christ”, tetapi tidak memahami betapa Dia telah meniti jalan penderitaan untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk mereka yang menonton. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan DiriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8)
 Bagi banyak orang, Paskah identik dengan telur yang akan dibagi-bagikan, tetapi sesungguhnya Paskah adalah kemenangan Kristus, yang mengalahkan kuasa maut (kematian) melalui kebangkitanNya. Tanpa kebangkitanNya, iman Kristen menjadi sia-sia belaka. Tanpa kebangkitanNya maka kepercayaan kita kepadaNya tidak berarti apa-apa dan kita tetap akan mengalami kebinasaan karena dosa. Tetapi sebaliknya, karena kebangkitanNya kita sekarang memiliki pengharapan dan masa depan yang pasti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar